MAKALAH
PERANAN PORIFERA SEBAGAI HIASAN DASAR LAUT DAN SEBAGAI ALAT KEBUTUHAAN MANUSIA
Oleh : BAHROLLAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Porifera atau biasa disebut hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandungSponsa merupakan hewan yang hidup menempel suatu substrat di laut. Tubuh Porifera masih diorganisasi pada tingkat seluler, artinya tersusun atas sel-sel yang cenderung bekerja secara mandiri, masih belum ada koordinasi antara sel satu dengan sel lainnya.
Anggota Filum Porifera disebut dengan sebutan spons. Spons merupakan hewan air yang umumnya hidup di perairan laut dangkal yang bebas polusi. Di dunia, terdapat sekitar 10.000 spesies spons, dan hanya 100 spesies saja yang hidup di perairantawar. Spons dewasa bersifat sesil, hidup menempel pada batu, cangkang kerang, dan permukaan keras lainnya
Pada umumnya Phylum Porifera hidup di air laut, yaitu tersebar atau terbentang dari sejak daerah perairan pantai (tide) yang dangkal hingga daerah kedalaman 5,5 km. Familia yang hidup di air air tawar biasanya termasuk pada familia Spongilidae. Fase dewasa bersifat sesil. Artinya menetap pada suatu tempat tanpa mengdakan perpindahan. Hewan Porifera sebagian besar membentuk koloni yang sering tampak tidak teratur, sehingga tampak seperti tumbuhan.Warna tubuh Porifera bermacam-macam, misalnya berwarna merah kelabu, kuning, merah, biru, hitam, putih keruh coklat,jingga,hijau dan lain-lainnya. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum. Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantaranya kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea yang mengatur aliran sel-sel yang dapat “menangkap” partikel makanan. Bentuk ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin. Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu subsurat, harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ketempat lain. Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang” dengan bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi hewan yang dewasa.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana struktur tubuh dari pilum Porifera?
1.2.2 Bagaimana peranan penting Porifera dalam kehidupan?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari dan mengenal tentang filum porifera.
1.3.2 Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui peranan penting Porifera dalam kehidupan.
.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Tubuh Porifera
Struktur Tubuh Porifera kecuali berpori dengan macam-macam bentuk dibagi atas tiga tipe yaitu : (1) Ascon, (2) Sycon atau Schipa dan (3) Rhagon
Tipe Ascon yang berbentuk jambangan bunga yang merupakan tipe paling sederhana. Dapat dilihat suatu rongga sentral yang disebutSpongiocoel atau paragaster. Dinding tubuh Tubuh tersusun atas dua lapisan sel (diploblastik), yaitu : (1). Lapisan luar yang disebut lapisan epidermis atau ephitelium dermal. Tersusun atas sel-sel yang berbentuk pipih disebut pinakosit. Pada epidermis terdapat lubang-lubang kecil yang disebut ostium, merupakan saluran yang berhubungan dengan rongga tubuh (spongosol). (2). Lapisan dalam (endodermis/gastrodermis) tersusun atas sel-sel berflagel yang disebut koanasit yang bertugas untuk mencerna makanan. Diantara epidermis dan endodermis terdapat lapisan tengah berupa bahan gelatin yang disebut mesoglea atau mesenkin. Didalam mesoglea terdapat beberapa jenis sel, yaitu sel amubosit, sel skleroblas, dan sel arkeosit. Sel amubosit atau amuboit yang berfungsi untuk mengedarkan makanan yang dicerna didalam koanosit. Sel skleroblas berfungsi untuk membentuk duri (spikula) dan sponging. Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau silikat, sedangkan sponging tersusun dari serabut-serabut sponging yang lunak dan berongga seperti spon. Sel arkeosit berfungsi sebagai sel refroduktif, yaitu membentuk tunas, gamet dan regenerasi.
Dalam tubuh porifera ditemukan system saluran air yang dimulai dari pori-pori atau porosofil dan diakhiri pada lubang keluar utama yang disebut osculum. Sebelum air dikeluarkan melalui oskulum, maka air yang dari segala jurusan tubuh itu lebih dahulu ditampung didalam rongga sentral atau spongocoel. Pola saluran air dari berbagai jenis porifera itu tdaka sama, namun mempunyai fungsi pokok yang sama yaitu untuk menglirkan air dari daerah eksternal kedalam daerah internal dan dikeluarkan kembali kedaerah eksternal. Aliran air tersebut berfungsi sebagai alat transportasi zat makanan dan zat-zat sisa metabolisme.
Porifera mempunyai penyokong tubuh berupa mesenchym dan kristal-kristal kecil yang berbentuk seperti duri, bintang atau anyaman-anyaman serabut dari bahan organik. Bahan kristal ataupun anyaman-anyaman serabut yang terbuat dari bahan organis itu merupakan kerangka tubuh dari hewan yang bersangkutan. Kerangka tubuh semacam ini disebut kerangka dalam atau endoskeleton.
Porifera jika ditinjau dari pembentukan kerangkanya dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu : (1) Porifera lunak, porifera jenis ini kerangka tubuhnya dapat digunakan sebagai penggosok tubuh pada waktu mandi, penggosok alat-alat rumah tangga misalnya meublai dan lain-lainnya, benda semacam ini biasnya disebut sponsa.(2) Porifera kapur, porifera Janis ini kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristal zat kapur atau CaCO3. (3) porifera silikat, porifera Janis ini kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristai silikat H2SI3O7, kristal-kristal yang berbentuk seperti duri, bintang, mata kail, jangkar dan lain-lain yang biasa disebut specula itu merupakan hasil bentukan atau sekresi dari sel-sel scleroblas. Sedangkan sponging merupakan sekresi dari sel-sel spongiblast.
Menurut Minchin dalam Maskoeri Jasin (1992) mengatakan bahwa scleroblast merupakan bentuk khusus dari sel mesenchym itu sebenarnya derivat dari sel dermal epitelium yang masuk kedalam mesoglea dan disitu membentuk specula dengan cara bersekresi. Didalam sel sceleroblast tersebut mula-mula terjadi seutas benang yang terbuat dari bahan organic, kemudian disekitar benang itu didepositkan bahan-bahan CaCO# seluruh bentukan itulah yang kemudian menjadi spicula. Setelah terbentuk maka sel sceroblast lalu membelah diri menjadi dua, yang satu disebelah sel pembentuk atau founder sedang yang lain disebut sel penebal atau thickner. Bila specula telah sempurna terbentuk, maka sel sceroblast akan meninggalkan specula. Tetapi spicula-spicula yang bersifat triakson, dibentuk oleh tiga sel sceroblast, sedangkan spicula tetrakson dibentuk oleh empat sel sceroblast. Bila spicula-spicula tersebut telah selesai terbentuk selanjutnya akanbertemu atau bergandengan satu dengan yang lain di ujung-ujung cuatannya.
Tipe Sykon, air masuk melalui pori menuju ke saluran radial yang berdinding koanosit menuju ke spongosol dan keluar melalui oskulum. Contohnya pada Scypha. Pada tipe sykon prinsipnya sama dengan tipe Ascon tetapi dinding spongocoel mengadakan pelekukan kearah epidermis sehingga membentuk : a) Radial canal, yaitu canal-canal horizontal yang dindingya dilengkapi dengan sel-sel leher (choanocycle). b) Incurent canal, yaitu saluran masuk satu sama lain. Incurent ini ada dua yaitu prosophil dan apophile. Prosophile ialah lubang dimana air mulai masuk. Apophile ialah lubang dimana air masuk melalui radial canal kedalam spongacael.
Tipe Rhagon, merupakan tipe saluran air yang paling rumit. Air masuk melalui pori kemudian memasuki saluran radial yang bercabang-cabang dan salingberhubungan. Sel-sel koanosit terdapat pada rongga yang berbentuk bulat. Air kemudian keluar melalui oskulum. Contohnya pada Eupongia dan Spongila.
Berdasarkan bahan pembentuk kerangka tubuhnya seperti spikula,porifera terdiri atas 3 kelas dan 12 ordo.
No | Kelas | Ordo | Spesies |
1 | Calcarea (Calcipsongiae) Hidup di laut (pantai dangkal,bentuk sederhana,kerangka tubuh tersusun atas koanositnya besar. | 1.Asconosa (tipe akson yang kemudian berubah menjadi tipe rhagon/leucon) | Leucosolenia |
2.Syconosa(tipe sikon,tetapi kemudian berubah menjadi tipe rhagon/leucon. | Scypha | ||
2 | Hexactinellida (Hyalospongiae) Hidup di laut dalam,kerangka tubuhnya tersusun atas bahan kersik/spikula berduri 6 (heksason),memiliki saluran air sederhana. | 1.Hexasterophora (spikulanya kebanyakan berbentuk bintang/astrose) | Euplectella |
2.Amphidiscophora (spikula berbentuk amfidiskus) | Hyalonema | ||
3 | Demospongieae umumnya hidup di laut , beberapa spesies hidup di air tawar . pada umumnya tidak mempunyai rangka dan kalau ada rangka terbuat dari kersik , spongin atau campuran keduanya | 1 carnosa rangka tubuh tersusun atas bahan organik yang berbentuk atau kolodial , kadang kadang ditemukan spikula kecil | Chondrosia |
2 Chomencuat dari satu titikristida rangka tersusun atas spikula spikula yang berjajar empat , mencuat dari suatu titik sentral | Geodia | ||
3Epipolasida bentuknya sperikal, spikula monakson serta mencuat menjari dari daerah sentral tubuhnya | Tethya | ||
4 Hadromerina spikula bebbentuk pines | Cliona | ||
5 Halichondrina spikula berujung dua atau berbentuk seperti bulu | Halichondria | ||
6 Poeciloclerina rangka tubuh tersusun atas berbagai bentuk spikula dan kadang kadang spongin | Microciona | ||
7 Haplosclerina berkerangka fibrosa | Holiclona | ||
8 keratosa tidak berspikula , berangka spongin | Spongia (alat penggosok pada waktu mandi) |
2.2 Peranan penting porifera dalam kehidupan
2.2.1 Menguntungkan.
Berbagai jenis hewan ada yang menguntungkan bagi manusia. Di alam, anggota Porifera berperan penting sebagai penyusun biodiversitas di dasar samudera. Anggota filum ini juga mampu bersimbiosis dengan bakteri dan menghasilkan “bioaktif”. Bioaktif ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat, misalnya sebagai obat anti kanker. Filum Cnidaria juga memiliki peran penting dalam ekosistem laut. Hewan-hewan tersebut membentuk lingkungan terumbu karang (coral reef) yang berfungsi sebagai pelindung pantai, tempat hidup berbagai anggota Avertebrata lain, tempat berlindung dan tempat mencari makan bagi ikan, tempat bertelurnya berbagai jenis biota laut, serta tempat pemijahan ikan dan udang secara alami. Karang-karang yang berwarna-warni juga sangat indah dan menarik untuk wisata alam, khususnya bagi orang-orang yang senang bertualang di dalam laut.
Perhatikan Gambar1.
Gambar 1. Simbiosis mutualisme alga dengan terumbu karang di pulau Endenbury (Wikimedia Commons) |
Rangka tubuh porifera mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor.
Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk mencuci, sedangkan Euspongia mollisima biasa digunakan sebagai alat pembersih toilet yang harganya mahal. Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi.
Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Spesies Petrosia contegnatta mengahsilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat anti kanker, sedangkan obat anti-asma diambil dari Cymbacela. Spons Luffariella variabilis menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.
2.2.2 Kerugian
Secara umum kerugian porifera terhadap manusia sangat kecil, mungkin salah satu contoh kerugian yang ditimbulkan porifera karena dapat hidup melekat pada kulit tiram sehingga menurunkan kualitas tiram di peternakan tiram.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan telah mempelajari Zoologi Invertebrata khususnya pada pilum porifera kita dapat menyimpulkan bahwa Porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana.Hal ini mencirikan organisme tersebut mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari pilum Protozoa. Filum porifera telah ada di laut sejak jaman prokambium sekitar 600 juta tahun yang lalu, berdasarkan cacatan fosil.Asal usul hewan porifera mengisyaratkan hewan ini merupakan turunan dari koloni protozoa jenis’choanoflagellata’.
‘Hewan spons’ itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh permukaan tubuh hewan ini lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari organisme multiseluler dan sebagian besar hidup di laut. Saat ini telah ditemukan 5000 – 10.000 species, dan hanya 150 species yang hidup di air tawar, umumnya hewan ini sebagai bentik di perairan.
Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun secara vegetatif. Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas ataupun kuncup. Ketika kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas akan tumbuh menjadi individu baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya juga bisa tumbuh menjadi individu baru. Tubuh porifera sudah mati dapat dimamfaatkan sebagai penggosok ketika mandi ataupun ketika mencuci. Selain itu, dapat juga dimammfaatkan sebagai hiasan yang ada pada aquarium.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin, Maskoeri.1992. ZOOLOGI INVERTEBRATA. Surabaya : Sinar Wijaya
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya : Sinar wijaya
http://imamfends.blogspot.com/2011/03/makalah-porifera.html
http://namakuaziza.blogspot.com/2012/09/makalah-porifera_4.html